Normally manusia hidup hanya sekali.
Itulah kenapa muncul ungkapan “YOLO: You only live once”. Sayangnya ungkapan tersebut sering digunakan dalam
arti: bersenang-senanglah, kau hanya hidup sekali.
Seharusnya ungkapan itu menjadi peringatan untuk kita. Kau hanya hidup sekali. Hidup seperti apa yang ingin engkau jalani? Bersantai-santai atau bekerja keras? Pasrah dengan keadaan atau berusaha menjadi maksimal? Putus asa atau berpengharapan? Semua itu pilihan.
Seharusnya ungkapan itu menjadi peringatan untuk kita. Kau hanya hidup sekali. Hidup seperti apa yang ingin engkau jalani? Bersantai-santai atau bekerja keras? Pasrah dengan keadaan atau berusaha menjadi maksimal? Putus asa atau berpengharapan? Semua itu pilihan.
Mamaku selalu berkata ”Tuhan tidak
pernah merencanakan kesulitan. Manusia yang menciptakannya. Pergaulan tidak
baik, jadinya tidak baik juga. Tidak belajar, tidak naik kelas. Konsumtif,
utang, trus dikejar debt collector.” Semacam itu lah. Sering pake banget denger begituan. Kadang bosen
sih (maaf ma), tapi aku pun setuju.
Percayalah ma, anakmu ini walaupun kalo dibilangi kayak gak mau dengerin,
sesungguhnya semua masuk dalam otak dan hati kok.
Yap, Tuhan tidak pernah merencanakan
madesu alias masa depan suram, melainkan masa depan cerah. Tuhan mengasihi
kita, tapi bukan berarti Ia memanjakan kita. Ayah yang baik selalu
memperingatkan kesalahan kita, bahkan menghukum jika salah, bukannya melindungi
kita dari konsekuensi yang harus kita terima. Seperti itulah Tuhan. Mengasihi, jelas.
Namun setiap keputusan tetap memiliki konsekuensi.
Jadi hidup seperti apa yang kau
inginkan?
Kalau aku, aku memilih memaksimalkan
talenta yang Tuhan beri. Aku tidak takut madesu. Aku tau Tuhan merencanakan
masa depan cerah. Tapi jangan
minta Tuhan untuk bekerja, jika kita belum mengerjakan bagian kita.
Do all your best, God will do the
rest.
No comments:
Post a Comment