Sunday, 12 November 2017

SUKACITAKU DAN KEGEMBIRAANKU

"Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang,
supaya aku dituntun
dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus
dan ke tempat kediaman-Mu!
Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah,
menghadap Allah,
yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku,
dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi,
ya Allah, ya Allahku!
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,
dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku?
Berharaplah kepada Allah!
Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku!"
- Mazmur 43:3-5

Malam ini aku membaca mazmur ini dan tertegun, lalu tersadar akan suatu hal. Dua atau tiga hari ini aku benar-benar merasa seperti Jammerlappen, kalo orang Jerman bilang. Jammerlappen itu orang yang isinya selalu mengeluh, mengasihani diri sendiri, nggak ada semangat, nggak ada sukacita. Gitulah pokoknya. Pasti kau bisa membayangkannya. Atau mungkin kau sedang membayangkan seseorang yang kau kenal.

Yeah pokoknya gitu. Beberapa hari ini aku rasa kok hariku suraaaam banget. Pengennya nyalahin cuaca Jerman yang udah masuk musim gugur sih: abu-abu, dingin, hujan, daun-daun berguguran bersama dengan perasaan galau. Pokoknya nggak banget gitu. Tapi aku sadar juga harusnya ga boleh kaya gitu. Anak Tuhan nggak boleh suka galau dong! Tapi instead of bangkit, kemarin-kemarin itu aku malah cari-cari alasan kenapa perasaanku nggak enak dan malah bikin masalah baru. (Haleluya puji Tuhan sih orang yang bersangkutan sabaaaar banget dan cuma bilang "koe kurang turu nin". Tipe cowok idaman gitu deh :p )

Trus ceritanya malem ini aku jengkel kenapa aku menyebalkan sekali tapi di sisi lain nggak tau harus apa selain dateng ke Tuhan. Aku baru mau mulai cerita masalahku ke Tuhan (sambil udah nangis bebek) sampe akhirnya aku mikir 'masalahku apa ya?'. Oh jadi aku nggak punya masalah? Cuma galau aja gitu? Konyol juga sih. Kalau kau sedang mengalami kasus yang sama denganku beberapa saat yang lalu, tak bilangi ya, itu nggak mutu banget. Aku jane isin nulis iki.

Tadi waktu aku lagi mencari 'penghiburan' dari ayat "Tuhan dekat kepada orang-orang yang patah hati" (wkwk ayat andalan saat galau), tiba-tiba aku mendarat di mazmur ini. "Allah, yang adalah sukacitaku dan kegembiraanku" Buat pemazmur, sukacitanya adalah Tuhan. Tuhan yang tak berubah, baik kemarin, hari ini maupun besok. Tuhan yang memegang tangannya. Tuhan yang berkata, "janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." (Yesaya 41:10)

Kalo kamu gimana? Di mana kau letakkan sukacitamu? Cowok? Prestasi? Pujian? Teman-teman? Love di Instagram? Popularitas? Rokok? Alkohol? Apa ada satu hal aja yang bisa membuatmu benar-benar merasa penuh dan nggak butuh apa-apa lagi? Apa yang akan kau lakukan kalo cowokmu selingkuh, nilaimu anjlok, temen-temenmu pergi di saat kamu lagi butuh, dan uangmu abis?

Hmm pertanyaan bagus, kan?


Nyanyi sek wae:

Sungai Sukacita
Johan Chrisdianto

Sungai sukacitaMu mengalir dalamku
Anggur sukacitaMu melimpah dalamku
Ku menari dan bersuka
PujiHu disetiap waktu
Sebab sungai sukacitaMu ada dalamKu

Reff:
Mengalir bersamaMu bersuka didalamMu
MengikutiMu Tuhan dalam kegerakanMu
MelayaniMu Tuhan di dalam sukacitaMu
S'bab hanya Tuhan yg membuat sukacitaku penuh


No comments:

Post a Comment